Merintis Export Hay dari Limbah Daun Kebun Energi

Tingginya
kebutuhan pakan khususnya unsur protein di Eropa, di sisi lain adalah
peluang tersendiri. Limbah daun dari kebun energi dengan jumlah
berlimpah bisa sebagai komoditas export untuk mengisi peluang tersebut.
Daun tersebut bisa diolah menjadi hay lalu dipadatkan (biomass
densification) menjadi kotak-kotak besar dan siap diexport. Dengan
kondisi iklim tropis maka produksi biomasa khususnya untuk energi
terbarukan, pakan dan pangan melalui kebun energi adalah upaya ideal
yang solutif. Produk kayu akan menjadi bioenergi khususnya menjadi
produk wood pellet, daun menjadi komoditas export pakan ternak, dan madu
sebagai makanan bernutrisi tinggi yang multimanfaat. Jutaan hektar
lahan potensial untuk pembuatan kebun energi tersebut sehingga
memaksimalkan manfaat penggunaan lahan, apalagi dengan kondisi iklim
tropis yang mendukung.

 
Belajar dari negara bagian Oregon di Amerika Serikat yang sukses sebagai exporter rumput hay
sebagai sumber serat pada pakan ternak. Tercatat lebih dari 900.000 ton
per tahun export rumput hay tersebut dari Oregon dengan negara tujuan
yakni Jepang, Taiwan dan Korea. Bisnis tersebut telah ada lebih dari 30
tahun lalu. Mekanisasi pertanian dan penggunaan teknik pertanian modern
telah membantu berkembangnya bisnis tersebut. Sejumlah spesies rumput
yang mereka budidayakan antara lain annual ryegrass (Lolium multiflorum), perennial ryegrass (L.perenne), bent grass (Agrostis spp.), fine fescue (Festuca spp), Kentucky blue grass (Poa pratensis), Orchad grass (Dactylis glomerata) dan tall fescue (F.arundinacea). 

Perbedaan
hay dan jerami kering (straw) kadang masih sering membingungkan. Hay
dibuat dari tangkai, dedaunan, dan pucuk tanaman yang segar. Banyak
tanaman dapat digunakan untuk dijadikan hay, sebagai contoh di Iowa,
Amerika Serikat alfaalfa dan semanggi (clover) paling umum digunakan.
Jika dipotong dan dipak (dipadatkan) hampir semua kandungan nutrisi
tidak hilang dan digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan jerami juga
terbuat dari tangkai dan daun dari tanaman, tetapi dipotong setelah
tanaman tersebut dewasa dengan pucuknya atau buahnya telah dipanen untuk
hal lain. Jerami ini hanya memiliki nilai nutrisi yang sangat kecil dan
penggunaannya terutama sebagai alas tidur ternak (animal bedding). 
Syarat tanaman yang dibuat hay adalah bertekstur halus, dipanen pada
awal musim berbunga serta dipanen dari area yang subur.
 

Produksi
hay dilakukan dengan memotong hijauan (rerumputan atau dedaunan)
selanjutnya  melayukan dan mengeringkan hijauan tersebut, selanjutnya
untuk memudahkan penyimpanan, transportasi dan penggunaannya, maka hay
tersebut perlu dipadatkan. Pakan ternak dalam bentuk kering seperti hay
akan membuatnya mampu bertahan hingga nutrisi tetap terjaga. Sejarah
pembuatan hay diperkirakan bermula pada akhir abad 19, saat itu alfaalfa
diperkenalkan di Iowa dan menjadi tanaman paling populer untuk produksi
hay. Alfalfa sendiri berasal dari Asia tengah yang pertama kali
digunakan untuk pakan ternak dan selanjutnya alfalfa ini menyebar ke
berbagai belahan dunia. Daun legum dari kebun energi juga sangat
potensial sebagai pakan ternak dan pengolahan menjadi bentuk hay akan
meningkatkan pemanfaatannya termasuk bahkan juga nilai keekonomiannya.
Pada industri hay komersial alat-alat mekanis modern digunakan terutama
untuk pemadatan dengan membuat balok-balok atau kotak-kotak dengan
target produksi tinggi, seperti halnya pada video di link berikut di sini.  
 

Komentar

Popular post