Dikotomi Kebun Energi dan Kebun Legum

Ada
dikotomi antara teman-teman di peternakan dan kehutanan saat ini tentang
tanaman-tanaman legum tersebut. Dari peternakan melihatnya pada daun
sebagai sumber protein nabati pakan dan dari kehutanan melihat pada kayu
sebagai sumber kayu yang mudah dibudidayakan dengan produktivitas
tinggi. Di sektor kehutanan kayu tersebut biasanya sebagai sumber energi
terbarukan seperti wood chip, wood pellet, wood briquette atau briket arang.
Kehutanan menanam ribuan hektar legum tersebut seperti gliricidia/gamal
dengan orientasi kayu sedangkan daun dianggap produk samping atau
limbah dari sisi perkebunan mereka. Dengan memanfaatkan kayu dan daun
tersebut artinya keluar dari dikotomi tersebut, membuat paradigma baru
dan bisa mengatasi masalah pangan dan energi atau mengoptimalkan kebun
legum atau kebun energi (whole tree utilization) ribuan hektar tersebut.


Selain
berfungsi sebagai kebun legum untuk pakan ternak khususnya ruminansia
(domba, kambing, sapi, kerbau), maupun bahan bakar biomasa seperti di
atas, kebun yang sama juga bisa sebagai bahan baku papan sintetis
(synthetic fiber board), untuk lebih detail silahkan baca disini.
Sementara seiring era bioekonomi yang semakin dekat, maka kebutuhan
bioenergy khususnya wood pellet semakin meningkat, kebutuhan pakan
ternak khususnya ruminansia yang merupakan bagian mata rantai kebutuhan
pangan manusia juga semakin meningkat dan juga memang pertumbuhan
penduduk bumi juga semakin meningkat, dan kebutuhan biomaterial seperti
papan sintetis juga meningkat, maka pembuatan kebun energi atau kebun
legum atau kebun biomasa tersebut sangat penting, strategis dan
multimanfaat. Berdasarkan kondisi tersebut bukan tidak mungkin jika
dalam waktu tidak lama lagi kebun tersebut akan menjadi trend nasional
bahkan global.  

Komentar

Popular post