Urgensi Produksi Hay

Kalau
di negara empat musim pada musim dingin tanaman pertumbuhannya sangat
lambat bahkan berhenti tumbuh sehingga hay digunakan sebagai
tambahannya, sedangkan di Indonesia pada musim kemarau rerumputan juga
hijauan terbatas sehingga untuk mempertahankan performa peternakan
seharusnya pakan tambahan seperti hay
ini digunakan. Dengan dibuat hay, pakan ternak menjadi tahan lama
sehingga bisa untuk sumber pakan ketika pasokan berkurang. Dengan
kondisi kering dan dipadatkan maka hay menjadi mudah disimpan dan
penggunaannya. Pada peternakan yang berorientasi pada perkembangbiakkan
(breeding) kualitas pakan biasanya tidak sebagus pada peternakan yang
berorientasi pada penggemukan (fattening). Durasi breeding yang lebih
lama daripada fattening adalah salah satu pertimbangan tersebut, karena
pakan menjadi komponen biaya tertinggi pada usaha peternakan.

Karena
berbagai faktor seperti karena kondisi geografi dan tenaga kerja,
sejumlah negara bahkan harus mengimport pakan ternak khususnya hay
tersebut. Amerika Serikat misalnya mengeksport tidak kurang 700.000 ton
hay setiap tahunnya ke Jepang, Taiwan dan Korea. Daun leguminoceae
seperti indigofera, kaliandra dan gliricidia / gamal adalah sumber
pakan ternak ruminansia sangat potensial untuk produksi hay tersebut.
Selain bisa ditanam khusus untuk produksi hay tersebut leguminoceae
tersebut juga bisa sebagai tanaman kebun energi atau kebun biomasa.
Integrasi kebun energi atau kebun biomasa tersebut dengan usaha
peternakan khususnya produksi pakan ternak dalam bentuk produk hay
adalah kombinasi yang sangat menarik.  

Selain
untuk pasar export, pasar dalam negeri atau lokal juga tidak kalah
menarik. Daerah-daerah dengan tanah yang luas bisa sebagai sentra-sentra
produksi hay tersebut selanjutnya didistribusikan ke sejumlah sentra
peternakan ruminansia. Hay dengan kondisi kering dan dipadatkan
(densified) sehingga mudah didistribusikan bahkan dalam jarak jauh
sekalipun. Hal ini berbeda dengan silase yang kondisinya basah sehingga
tidak bisa dipadatkan seperti hay tersebut. Dengan terpenuhinya pakan
maka performa usaha peternakan ruminansia bisa terjaga. Pada kebun
energi atau kebun biomasa, kayu bisa diolah menjadi produk energi
seperti wood chip, wood pellet,
wood briquette maupun sawdust charcoal briquette, atau pun produk
non-energi seperti particle board. Itu berarti seluruh bagian pohon
tersebut bisa dimanfaatkan.
 

Komentar

Popular post