Produksi Arang Berkualitas Tinggi Dari Limbah Kayu Hutan

 Hutan atau kebun akasia di Indonesia
diperkirakan mencapai 2 juta hektar dan hampir semua hutan akasia tersebut untuk menyuplai
pabrik pulp and paper. Setiap pabrik pulp and paper selalu memiliki hutan
akasia dengan luasan ribuan hektar untuk memenuhi pabrik pulp and paper
tersebut. Kayu akasia dengan diameter minimal 8 cm digunakan sebagai bahan baku
tersebut, sedangkan yang memiliki diameter lebih kecil dari itu hanya sebagai
limbah saja. Padahal kayu dengan diameter 5-8 cm bisa digunakan untuk produksi
arang. Produksi arang selain akan mengatasi masalah limbah tersebut juga akan
memberi keuntungan ekonomi. Dengan pemilihan teknologi yang tepat arang
berkualitas tinggi dapat diproduksi, yakni yang memiliki fixed carbon lebih
besar dari 82%. 

Kondisi akhir-akhir ini yakni suasana pandemi
yang melanda seluruh dunia akibat virus korona telah menyebabkan banyak kantor
dan hampir semua sekolah telah mengalihkan aktivitasnya menjadi online. Kondisi
tersebut telah mengakibatkan pabrik kertas mengurangi produksi kertasnya bahkan
di Kanada sampai ada yang menutup pabriknya. Hal tersebut telah menyebabkan
para pengelola hutan tanaman industri (HTI) akasia tersebut kesulitan
memasarkan kayu-kayu mereka. Hal tersebut juga akan mengurangi pendapatan
perusahaan tersebut, sehingga kayu-kayu tersebut bisa dialihkan untuk produksi
arang juga. 
Canadian Biomass Magazine, Spring 2020


Indonesia juga memiliki hutan atau kebun karet
seluas sekitar 3,4 juta hektar,

peringkat no 1 dunia diikuti Thailand sebagai peringkat kedua dengan 2
juta hektar dan saat ini sudah cukup banyak kebun-kebun yang perlu
diremajakan ulang (replanting). Walaupun bisa dimanfaatkan untuk meubel tetapi
kebutuhannya masih sangat kecil sehingga tidak efektif untuk pemanfaatan limbah
kayu karet tersebut. Produksi arang berkualitas tinggi dengan bahan baku kayu
karet tersebut adalah salah satu opsi terbaik. Teknologi karbonisasi kami diperuntukkan untuk kapasitas industri, terutama pemanfaatan limbah kayu di hutan-hutan tanaman industri. Selain kualitas arang yang mempunyai fixed carbon lebih dari 82% atau mengikuti European norm NF EN 1860-2 , tingkat konversi ke arang juga lebih tinggi. Dengan kandungan fixed carbon lebih dari 82% berarti juga mencegah kanker usus besar. Pada dasarnya produksi arang adalah masalah mengontrol proses produksi (process control). Kualitas arang dari process control yang kurang baik juga akan rendah, sehingga walaupun bisa diterima di pasar lokal tetapi tidak diterima pasar internasional.  Bagi yang tertarik untuk memproduksi arang berkualitas tinggi dari kayu-kayu limbah hutan di atas, silahkan email ke eko.sbs@gmail.com atau kunjungi web https://greencobiomasa.com/


Komentar

Popular post